tulis saja, walau sedikit, apa saja..

Selasa, 22 November 2011

Jakarta dan Culun


Hemm, sekarang gue udah mulai magang nih ceritanya. Lagi dalam masa-masa transisi dari kehidupan mahasiswa yang super merana menuju kalangan profesionalisme terintegritas dan amanah (katanya). Yep, mahasiswa yang super duper merana! Mengapa? Entah bagaimana, tiap kali melihat rekan-rekan junior di kampus dengan segala embel-embel seragam dan kegalauan tentang asa-asa perkuliahan yang jelas terpancar dari muka mereka yang sungguh-sungguh tidak mengenakkan itu, gue jadi merasa sedikit jahil untuk mengatakan, “rasain lo!” atau, “lo nikmatin deh itu tugas-tugas!” atau kepada rekan-rekan junior yang baru saja jadi mahasiswa sampai-sampai menshare atmosfir kegembiraannya itu dengan beralay ria rupa-rupa, mulai dari kompak mengganti profil picture facebook dengan foto yang mengenakan seragam or also known as PDA (Pakaian Dinas Akademik), kalau sedang berjalan agar tampak gagah kepala sedikit dinaikkan lalu dada dibusungkan tiga centi ke depan (padahal badan lo kerempeng woy!), hingga menebar pesona kesana kemari, baik itu di dalam angkutan kota, jalanan fana bahkan hingga ke warteg-warteg idola, kepada mereka yang masih “fresh” ini di dalam hati gue berujar, “ada baiknya lo jauhin pisau, tali, baygon dan serumpunnya dalam empat tahun ke depan yah.” Tapi gue cuma becanda kok, karena gue gak mungkin setega itu lah. Cuma rasanya nyampur-nyampur aja gitu tiap kali melihat rekan-rekan junior yang masih harus berhadapan dengan yang namanya per-KULI-ahan. Ada manisnya disaat gue tau kalau nyatanya mimpi buruk itu sudah berhasil gue lewati, dan akan ada mimpi-mimpi indah selanjutnya yang belum gue raih. Dan ada juga pahitnya disaat gue keingat tentang usaha-usaha gue dulu buat menuntaskan studi ini tepat pada waktunya. Sesuatu.

By the way tentang magang, semenjak-semenjak ini terjadi, kehidupan gue jadi berubah cukup signifikan namun tidak drastis. Penuh kemonotonan, sehingga berakibat kepada penurunan gairah gejolak masa-masa muda (apa deh). Yep, ke-mo-no-ton-an. Pergi pagi-pulang sore-habisin sisa bekal-tidur, begitu seterusnya hingga fajar sabtu menjelang. Terus-terus? Sabtuuu, mingguuu, kau miliki akuuu (#nunjuk cucian kotor). Yep, sabtu-minggu adalah babu’s day. Sedikit nyuri waktu bisalah gue pakek untuk berkencan (_ __). Dari senin ke minggu, minggu ke seninnya lagi, sama, tak terintegrasi sama sekali, namun tetap amanah dan profesional. Jadi ingat kata temen gue yang pernah kuliah di jurusan psikologi di salah satu universitas yahud di ibukota. Dia pernah bilang bahwa seorang PNS itu punya peluang yang cukup besar untuk terkena penyakit kegilaan alias sinting alias gak waras. Hidup statis, belum lagi resiko tekanan dalam pekerjaan maupun dari atasan yang gendut dan berkumis tebal. Pokoknya ada banyak faktor deh yang bisa memicu itu semua. Lebih-lebih bagi mereka yang tinggal di ibukota kali ya. Pergi pagi-pulang sore, macet, polusi, sumpek, beuh! Dan ini yang sedang gue alami juga, pergi pagi-pulang sore, macet, polusi, sumpek.

--

Ma-cet. Ini merupakan salah satu dari dua persoalan yang ingin dikebiri oleh Bang F*** pada kampanye pemilu Jakarta nan lalu disamping tentang permasalahan banjir tentunya. Tapi sepertinya gagal deh, Bang. Untuk menumpaskan banjir, Jakarta sekarang punya BKT (Banjir Kanal Timur). Tapi gak tau sekarang progressnya sudah sampai mana. Sementara untuk mengatasi problema macetnya ibukota, maka diluncurkanlah moda transportasi masa jelata bernama Trans Jekardah. Kasihan rasanya bila melihat teman-teman sekantor yang menggunakan angkutan ini pada tiap pagi-sore yang menjemukan itu. Pas berangkatnya sih masih rapi, wangi dan kinclong, tapi pas sudah mulai masuk “bus hantu” itu, semuanya berubah! Mereka bauk dan keringatan. Penampilan mereka jadi lebih mirip dengan musuh-musuhnya si Zordon dari luar angkasa pada film Power Ngences. Udah gitu penumpang wanitanya juga acap kali jadi korban pelecehan seksual karena saking padatnya itu bus. Jumlah penumpang dan armada bus yang tersedia tampaknya tidak seimbang. Cobalah Bang, sesekali waktu, di pagi atau sore hari, cicipi dan bergahullah bersama masa-masa jelata penikmat Trans Jekardah, lalu rasakan sensinya menaiki mobil bus nan gagah namun acap membara (terbakar maksudnya).

Itu sedikit dulu aja deh curhat paginya. Semoga tak ada yang berkeberatan. Salam jos!

0 komentar:

Posting Komentar

© TUL[!]S, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena