Saya cuma bisa nyengir setelah mendengar kata berikut, "NYURI START!". Betul, ini kata acap kali terlontar bagi mereka yang sedang sensitif-sensitifnya ngurusin proposal topik skripsi yang keburu deadline.
Sebenarnya apa yang salah sih dengan perangai mencuri start ini? Buat kawan-kawan yang terlebih dahulu menjudge dan memojokkan seseorang yang mencuri start ini dengan bentuk perkataan ataupun perlakuan barangkali yang tidak baik, coba direnungkan terlebih dahulu sedikit tulisan saya ini.
1. Sebelum menganggap yang dilakukan oleh orang lain itu salah, coba dulu koreksi diri pribadi. Apa kita sudah cukup sempurna untuk mencela seseorang? Apa kita sudah punya cukup modal kebaikan yang besar, sampai-sampai kita teramat sensitif dengan tingkah laku orang yang belum tentu yang dilakukannya itu sebuah kesalahan.
2. Coba deh, ntah itu dalam kondisi orang lain memang terbukti bersalah, beri mereka teguran yang sekiranya santun. Jangan mempublish kesalahan seseorang di muka umum, apalagi sampai jadi bahan pembicaraan lalu timbul fitnah dan hasut. Bukankah di dalam hukum Islam kita sebagai umat muslim wajib menjaga aib keluarganya sendiri?
3. Kroscek atau identifikasi langsung, apa yang diperbuatnya itu memang benar ada unsur kesalahan atau tidak.
4. Bila benar terbukti bersalah, maka maklumi ia. Karena alangkah indahnya dunia bila tangan-tangan manusia saling berjabat, bukan dikepal dengan hati yang bergemuruh.
Mungkin ada benarnya, orang pintar belum tentu punya hati seluas samudera. Saya jadi meragu, ketika semua orang pintar berlabuh di penghujung karir yang sukses, lantas apa itu diikuti dengan kesuksesan menjaga tutur perangainyakah? Memang manusia tidak ada yang sempurna ya. Jarang sekali yang benar-benar memiliki satu mulut dan dua telinga. Jarang sekali bagi mereka untuk lebih banyak mendengar daripada mengoceh yang yang tidak perlu apalagi sampai-sampai melukai perasaan orang lain. Ingatlah kawan, mulutmu pangkal NERAKAMU!
Kembali ke "mencuri start" tadi. Nah, buat kalian yang mungkin pernah seenaknya sendiri menuduhkan kata yang seperti tadi ke siapapun itu, cobalah tersadar. Karena apa?
Begini, kalau misalkan tuduhan-tuduhan tersebut engkau layangkan kepada semisal si A. Apa si A melakukan itu semua untuk niat yang negatif? Belum tentu kan. Bisa jadi mungkin ia melakukannya demi mengejar suatu ketertinggalan, atau bisa jadi ia tidak memiliki daya serta potensi yang lebih dibandingkan teman-temannya yang lain, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih untuk bisa mengimbangi pencapaian teman-temannya tersebut. Lagian, kalaupun ia bukan termasuk ke dalam kategori di atas atau ia tidak memiliki kekurangan apapun itu, lantas kenapa istilah mencuri start ini buruk kesannya? Sepanjang tidak ada peraturan yang menyatakan bahwa jadwal untuk memulai persiapan proposal topik skripsi adalah tanggal sekian, dan apabila ada bagi mereka yang telah memulainya terlebih dahulu lalu akan dikenakan sanksi mungkin masih bisa dibenarkan atas kesalahan mencuri start yang telah ia lakukan sebelumnya ini. Namun disini tidak ditemui aturan main konyol yang seperti itu.
Justru saya teramat bangga bagi mereka yang suka memikirkan sesuatu sejak jauh-jauh hari. Saya senang dengan mereka yang punya konsep matang dalam berkarya. Karena sesuatu yang telah direncanakan dengan baik, insya Allah akan menghasilkan pencapaian yang baik pula. Pemerintah saja terkadang perlu memikirkan rencana dari kini untuk program yang akan dijalankannya berpuluh-puluh tahun ke depan. Dan parahnya, tempat ku kini ini akan banyak calon abdi negaranya, calon-calon yang akan duduk di kursi pemerintahan!
So, jangan dulu memvonis seseorang bila si hakim belum mengetok palu. Sip!
Sebenarnya apa yang salah sih dengan perangai mencuri start ini? Buat kawan-kawan yang terlebih dahulu menjudge dan memojokkan seseorang yang mencuri start ini dengan bentuk perkataan ataupun perlakuan barangkali yang tidak baik, coba direnungkan terlebih dahulu sedikit tulisan saya ini.
1. Sebelum menganggap yang dilakukan oleh orang lain itu salah, coba dulu koreksi diri pribadi. Apa kita sudah cukup sempurna untuk mencela seseorang? Apa kita sudah punya cukup modal kebaikan yang besar, sampai-sampai kita teramat sensitif dengan tingkah laku orang yang belum tentu yang dilakukannya itu sebuah kesalahan.
2. Coba deh, ntah itu dalam kondisi orang lain memang terbukti bersalah, beri mereka teguran yang sekiranya santun. Jangan mempublish kesalahan seseorang di muka umum, apalagi sampai jadi bahan pembicaraan lalu timbul fitnah dan hasut. Bukankah di dalam hukum Islam kita sebagai umat muslim wajib menjaga aib keluarganya sendiri?
3. Kroscek atau identifikasi langsung, apa yang diperbuatnya itu memang benar ada unsur kesalahan atau tidak.
4. Bila benar terbukti bersalah, maka maklumi ia. Karena alangkah indahnya dunia bila tangan-tangan manusia saling berjabat, bukan dikepal dengan hati yang bergemuruh.
Mungkin ada benarnya, orang pintar belum tentu punya hati seluas samudera. Saya jadi meragu, ketika semua orang pintar berlabuh di penghujung karir yang sukses, lantas apa itu diikuti dengan kesuksesan menjaga tutur perangainyakah? Memang manusia tidak ada yang sempurna ya. Jarang sekali yang benar-benar memiliki satu mulut dan dua telinga. Jarang sekali bagi mereka untuk lebih banyak mendengar daripada mengoceh yang yang tidak perlu apalagi sampai-sampai melukai perasaan orang lain. Ingatlah kawan, mulutmu pangkal NERAKAMU!
Kembali ke "mencuri start" tadi. Nah, buat kalian yang mungkin pernah seenaknya sendiri menuduhkan kata yang seperti tadi ke siapapun itu, cobalah tersadar. Karena apa?
Begini, kalau misalkan tuduhan-tuduhan tersebut engkau layangkan kepada semisal si A. Apa si A melakukan itu semua untuk niat yang negatif? Belum tentu kan. Bisa jadi mungkin ia melakukannya demi mengejar suatu ketertinggalan, atau bisa jadi ia tidak memiliki daya serta potensi yang lebih dibandingkan teman-temannya yang lain, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih untuk bisa mengimbangi pencapaian teman-temannya tersebut. Lagian, kalaupun ia bukan termasuk ke dalam kategori di atas atau ia tidak memiliki kekurangan apapun itu, lantas kenapa istilah mencuri start ini buruk kesannya? Sepanjang tidak ada peraturan yang menyatakan bahwa jadwal untuk memulai persiapan proposal topik skripsi adalah tanggal sekian, dan apabila ada bagi mereka yang telah memulainya terlebih dahulu lalu akan dikenakan sanksi mungkin masih bisa dibenarkan atas kesalahan mencuri start yang telah ia lakukan sebelumnya ini. Namun disini tidak ditemui aturan main konyol yang seperti itu.
Justru saya teramat bangga bagi mereka yang suka memikirkan sesuatu sejak jauh-jauh hari. Saya senang dengan mereka yang punya konsep matang dalam berkarya. Karena sesuatu yang telah direncanakan dengan baik, insya Allah akan menghasilkan pencapaian yang baik pula. Pemerintah saja terkadang perlu memikirkan rencana dari kini untuk program yang akan dijalankannya berpuluh-puluh tahun ke depan. Dan parahnya, tempat ku kini ini akan banyak calon abdi negaranya, calon-calon yang akan duduk di kursi pemerintahan!
So, jangan dulu memvonis seseorang bila si hakim belum mengetok palu. Sip!
0 komentar:
Posting Komentar