Alhamdulillaaaah.. Terimakasih ya Allah, karena Engkau masih meluruskan lakuku sebelum ia benar-benar tidak dapat dibenarkan lagi di hari pengadilan kelak.
Singkat cerita begini.
Secara tidak sengaja, pas pada saat ingin berbelanja, ketika akan mengeluarkan duit dari dompet, sebuah duit koin (kalau tidak salah nominalnya Rp. 200) jatuh dari dompetku. Pas kebetulan pada saat itu aku berbarengan dengan seorang wanita. Sontak langsung muncul rasa GENGSI di benak ini untuk sekedar mengakui bahwasanya itu duit adalah kepunyaanku.
Agak lama. Kemudian Subhanallah, pikiran ini cepat-cepat tersadarkan. Rasa malu yang menghinggapi kemudian lenyap. Spontan, langsung saja recehan yang tadinya tak ku akui ini ku ambil.
Apa pelajaran yang bisa saya ambil?
Ku akui, mungkin pada saat itu, kalau-kalau recehan itu tidak jadi ku akui, maka derajat yang ku miliki berada jauh di bawah pengemis! Yang notabenenya punya dua buah tangan berada di bawah untuk mengharapkan dua buah tangan yang berada di atasnya. Kenapa aku bilang derajat yang aku miliki jauh berada di bawah derajat si pengemis?
Jawabannya karena pada suatu waktu nanti, roda PASTI akan berputar. Yang kininya apalah artinya duit receh, mungkin beberapa waktu lagi duit receh teramat berarti. Manusia macam apa itu yang senang menjilat air ludahnya sendiri? Golongan manusia yang semacam ini bisa dianggap HEWAN! Mari kita mabil contoh kucing. Kucing, yang apabila tengah kelaparan, bisa menjilati muntahnya sendiri bila tidak memiliki pilihan lain. Astagafirullah..
Nah untuk itu, aku tidak ingin masuk ke dalam kategori manusia yang seperti ini. Manusia yang memiliki level gengsi jauh di atas level rasa syukur. Walau cuma koin, bila kita sedekahkan kepada yang membutuhkan, berapa lagi coba saldo pahala yang akan ditambahkan atasmu? Lumayan bukan. Walau cuma koin, yang bila kita lemparkan di tepian pelabuhan dari atas kapal yang akan bersandar, mungkin sangat berarti bagi mereka yang berusaha untuk menangkapnya dari bawah. Walau cuma koin, bila dikumpulkan, mungkin bisa menyelamatkan seorang nyawa.
Mari kawan, dalam bentuk apapun itu rezeki yang dikaruniakan oleh Allah SWT untuk kita, sepatutnyalah kita hargai dengan cara yang sopan. Posisikan diri kita ini hanya selentingan hamba yang teramat mudah untuk diubah jalan takdirnya oleh Sang Kuasa. Karena bukannya tidak mungkin, Allah SWT tidak akan menghargai kita lagi, walau dalam bentuk pemberian sekeping recehan 1 senpun! Maha Suci Allah yang Maha Penerima Taubat..
Amin.
Singkat cerita begini.
Secara tidak sengaja, pas pada saat ingin berbelanja, ketika akan mengeluarkan duit dari dompet, sebuah duit koin (kalau tidak salah nominalnya Rp. 200) jatuh dari dompetku. Pas kebetulan pada saat itu aku berbarengan dengan seorang wanita. Sontak langsung muncul rasa GENGSI di benak ini untuk sekedar mengakui bahwasanya itu duit adalah kepunyaanku.
Agak lama. Kemudian Subhanallah, pikiran ini cepat-cepat tersadarkan. Rasa malu yang menghinggapi kemudian lenyap. Spontan, langsung saja recehan yang tadinya tak ku akui ini ku ambil.
Apa pelajaran yang bisa saya ambil?
Ku akui, mungkin pada saat itu, kalau-kalau recehan itu tidak jadi ku akui, maka derajat yang ku miliki berada jauh di bawah pengemis! Yang notabenenya punya dua buah tangan berada di bawah untuk mengharapkan dua buah tangan yang berada di atasnya. Kenapa aku bilang derajat yang aku miliki jauh berada di bawah derajat si pengemis?
Jawabannya karena pada suatu waktu nanti, roda PASTI akan berputar. Yang kininya apalah artinya duit receh, mungkin beberapa waktu lagi duit receh teramat berarti. Manusia macam apa itu yang senang menjilat air ludahnya sendiri? Golongan manusia yang semacam ini bisa dianggap HEWAN! Mari kita mabil contoh kucing. Kucing, yang apabila tengah kelaparan, bisa menjilati muntahnya sendiri bila tidak memiliki pilihan lain. Astagafirullah..
Nah untuk itu, aku tidak ingin masuk ke dalam kategori manusia yang seperti ini. Manusia yang memiliki level gengsi jauh di atas level rasa syukur. Walau cuma koin, bila kita sedekahkan kepada yang membutuhkan, berapa lagi coba saldo pahala yang akan ditambahkan atasmu? Lumayan bukan. Walau cuma koin, yang bila kita lemparkan di tepian pelabuhan dari atas kapal yang akan bersandar, mungkin sangat berarti bagi mereka yang berusaha untuk menangkapnya dari bawah. Walau cuma koin, bila dikumpulkan, mungkin bisa menyelamatkan seorang nyawa.
Mari kawan, dalam bentuk apapun itu rezeki yang dikaruniakan oleh Allah SWT untuk kita, sepatutnyalah kita hargai dengan cara yang sopan. Posisikan diri kita ini hanya selentingan hamba yang teramat mudah untuk diubah jalan takdirnya oleh Sang Kuasa. Karena bukannya tidak mungkin, Allah SWT tidak akan menghargai kita lagi, walau dalam bentuk pemberian sekeping recehan 1 senpun! Maha Suci Allah yang Maha Penerima Taubat..
Amin.
0 komentar:
Posting Komentar