tulis saja, walau sedikit, apa saja..

Sabtu, 09 April 2011

Maunya Berapa?


Dika dan Ayah Adi “main” sikat gigi-sikat gigian di teve. Wah, kompaknya mereka. Sampai-sampai itu iklan dibikin berepisode-episode banyaknya. Mulai dari si Ayah Adi mendongengkan sebuah cerita sambil berperan ria, hingga satu scene dimana giliran si Dika yang membeberkan betapa menyikat gigi itu penting kepada Ayahanda.

Kini, si Dika, anaknya Pak *a*di, juga gemar menyikat gigi. Pepsodent whitening baru saja dibekuk dari Alfamart pagi ini. Wow, maksudnya apa ini? Ketahuankah aku kalau sebelumnya sikat gigi menjadi rutinitas yang acap terabaikan? Hahaha. Bukan. Bukan begitu maksud saya, puan dan tuan. Hanya saja, menyikat gigi, entah mengapa, kujadikan alasan guna berlama-lama di kamar mandi. Ketika kumenyikat kumenatap ke arah cermin, kumengingat, oh, masih banyak saja hutangku yang belum tertunaikan. Ketika kumenyikat kumenatap ke arah cermin, kumengingat, oh, andai kukeluar dari kamar mandi ini -persembunyian handalku- ku takkan diberondong sergapan tim detasemen khusus, diringkus, lalu digantung hingga mati karena tugas dituding menjadi perkara sekaligus prahara.

Mengintip keluar dari sini -persembunyian handalku- saja aku tak berani. Pernah sesekali kumencurinya dari lubang angin. Mereka menunggu. Menunggu untuk diselesaikan. Semakin cepat berlalu, semakin baik bagi kesehatanmu. Mengapa? Karena bukannya engkau yang pernah bilang,



aku mau ini hanya terjadi untuk satu episode saja.

0 komentar:

Posting Komentar

© TUL[!]S, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena