tulis saja, walau sedikit, apa saja..

Sabtu, 30 April 2011

Ego


Kenapa, setiap orang, sebelum dia bertindak, kebanyakan darinya, lantas tergesa-gesa, lalu kemudian timbul rasa yang tidak mengenakkan bagi orang lain atas tindakannya tersebut. Kenapa? Kenapa, setiap orang, tidak begitu luas hatinya, yang mana sebelum dia berkelakuan, alangkah lebih mulianya, jikalau ia memposisikan diri menjadi seorang penonton, bukan sebagai pelakon. Kenapa? Kenapa, sering sekali, apabila saya merasa serba tidak enakan ke orang yang saya anggap telah saya ibakan hatinya, pihak ketiga justru berujar: “ya elah, biasa aja kali’…” Kenapa?

Saya, bersama sifat dan jiwa yang melekat di dalamnya, yang bernaung menemani hingga akhir hayat, dengan tulisan ini lantas melingkarkan tanda tanya, ini apa saya yang terlalu mencemaskan perasaan seseorang, atau justru mereka-mereka memiliki sudut pandang tersendiri dalam menilai keterlukaan ataupun tidaknya nurani seseorang buah tindakan diri pribadi.

Saya, memang terlalu kritis tentang hubungan antar manusia, meliputi di dalamnya bagaimana seseorang semestinya benar-benar mengerti bahwa hubungan baik akan senantiasa terbina bila keduanya saling menghormati dan menghargai.

Bila ditimbang, sepertinya di satu sisi dapat dibenarkan, egois lebih mendominasi keseluruhan sifat yang mewakili seseorang. Dengan ego, sehina apapun perangai yang dipertunjukkan seseorang, tetap, kebenaran mutlak miliknya. Dengan ego, seteraniaya bagaimanapun orang lain karenanya, tetap, itu bukan apa-apa yang pantas untuk diakui sebagai dosa. Ego, terkadang lebih mengerikan daripada nafsu.

0 komentar:

Posting Komentar

© TUL[!]S, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena