tulis saja, walau sedikit, apa saja..

Minggu, 09 September 2012

Kurang Sedikit Saja, Pekanbaru


Jumat (10/08/2012) lalu, saya datang berkunjung ke kota kelahiran saya, Pekanbaru. Kedatangan saya kali ini dalam rangka mengisi liburan bulan suci Ramadhan dan juga sekaligus perayaan Idul Fitri 1433 Hijriyah.

Sama dengan seperti yang telah saya duga sebelumnya, Pekanbaru banyak menghadirkan perubahan-perubahan dalam bidang pembangunan. Mulai sejak awal kedatangan, saya sudah dipertontonkan hasil pelebaran Bandara Sultan Syarif Qasyim II, yang konon nantinya akan naik level menjadi bandara berstandar internasional. Walau belum menginjak 100 persen rampung, namun proyek ini terus digesa sampai sebelum pelaksanaan PON XVIII di Riau pada bulan September mendatang digelar.

Decak kagum saya tak putus sampai di situ. Di beberapa kali kesempatan, saya mencoba menyusuri ruas-ruas jalan kota Pekanbaru. Pada kesempatan itu, tampak pula oleh saya dua potong fly over yang masing-masing membentang di antara Jalan Sudirman-Jalan Haji Imam Munandar serta Jalan Sudirman-Jalan Tuanku Tambusai. Keduanya memiliki panjang sekira 1 kilometer. Patut saya beri apresiasi lebih, karena jalan layang ini bisa disebut extraordinary. Karena, di sepanjang kedua jalan layang ini turut membentang pula ornamen-ornamen khas melayu sebagai penghias.

Dalam hati, saya bangga dengan kota ini. Pesat betul kemajuan yang ditunjukkannya. Apa yang ditampilkan kota Pekanbaru belakangan ini bak pengantin yang tengah sibuk bersolek. Karena di depan mata sudah akan banyak event yang tengah menanti.

--

Patah Arang

Pembangunan di Pekanbaru boleh saja kita banggakan. Namun ada sedikit pengalaman yang tampaknya mampu mengecewakan hati ini. Intinya, hiruk-pikuk pembangunan Pekanbaru belum diimbangi dengan pelayanan publik yang baik. Ini lah yang saya temui setidaknya di tiga lembaga/dinas di Pekanbaru. Masalah kurangnya kedisplinan waktu lah yang kerap menjadi perkara.

Sudah barang tentu ini menjadi sebuah problem yang patut dituntaskan, baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat luas yang menjadi quality control tentunya. Sebab, di dalam permasalahan ini terdapat keprofesionalitasan yang terabaikan. Tidak cuma di satu lembaga vital, namun tiga!

Berdasarkan pengalaman buruk tersebut saya menjadi khawatir, Pekanbaru tidak akan mampu menjadi tuan rumah yang baik dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan besar yang nantinya akan dihelat. Oke, kita mampu menyediakan berbagai fasilitas yang bisa mendukung atas terselenggaranya sebuah acara, tapi kalau dari segi pelayanan kita kurang cakap, tentu tidak baik pula bukan?

Ibarat tamu yang datang berkunjung, tentu harus dijamu sebaik mungkin. Penjamuan ini lah yang tak boleh sealakadarnya saja, atau bahkan malah hancur-hancuran. Marwah daerah ini akan terangkat bila kita berhasil menyukseskan setiap event yang digelar.

Untuk itu, belajar lah sepenuh hati dalam melayani seseorang. Lebih-lebih bila hal itu merupakan suatu kewajiban tugas yang ditunjukkan kepada kita. Bila Pekanbaru miliki keduanya–infrastruktur dan pelayanan publik yang mumpuni–saya yakin, tiap orang yang pernah berkunjung ke mari akan selalu merindui kota ini sepanjang jalan.

Salam.

0 komentar:

Posting Komentar

© TUL[!]S, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena