Hari ini, tepat tanggal 7 November 2012. Di satu
tahun yang lalu, ada kurang lebih 261 orang berkawan duduk rapi di dalam
auditorium Gedung 1 Lantai 10 kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat, Jalan
Dr. Sutomo. Beberapa jam usai briefing,
satu persatu dari kami “digembalakan” ke berbagai subject matter, ke dalam banyak ruang. Namun sebelum kududuki
sebuah meja kerja di pojok ruangan, seorang sahabat membisikiku, “MAGANG akan
segera dimulai.”
Dan sekarang, setahun telah berlalu. Aku masih
disini, duduk-duduk di sebuah meja kerja di pojok ruangan, menghadap jendela.
Setahuku, di sepanjang hidup ini, mungkin di setahun belakangan inilah yang
menjadi sedikit tersia-siakan. Dikatakan sedang belajar menuntut ilmu tidak
pula, karena tak banyak rasanya pengetahuan yang berhasil diteguk di sepanjang
waktu itu. Dianggap bekerja mengais nafkah juga bukan, karena dengan uang
bayaran yang sejuta itu masih belum mampu untuk menutup mulutku agar tak lagi
meminta-minta kepada ibu dan bapak.
Bila diibaratkan kuda pacuan, mungkin aku sudah
mati lemas duluan karena tali kekang tak kunjung dihela joki. Semua tak pernah
tahu, kapan balapan kuda itu akan dimulai, kapan anak-anak lulusan STIS 2011
itu akan dilepas ke perantauannya, kapan orang tua-orang tua kami akan berkibar
rasa bangganya ketika tahu bahwa kami telah resmi menjabat sebagai pelayan
negara, kapan?
Di satu tahun ini, dapat saya simpulkan bahwa
kesialan tengah merundungku dan teman-teman seangkatan. Rugi tak dapat ditolak,
untung tak dapat diraih, setahun ini tak lebih dari sebuah perjalanan melintasi
lorong gelap. Namun begitu, pelan-pelan tak sedikit dari kami yang mampu
membasuh linangan kesedihan yang diperagakan air mukanya agar dapat bangkit dan
menyusun kembali kepingan-kepingan impian mereka. Layar yang semula kecut
dihembus angin badai perlahan garang menantang ombak.
Begitu hebatnya mereka, tak peduli lagi dengan
“bercandaan” induk-induk pemerintahan yang mengabaikan mereka sejauh ini, tapi
semangat mereka untuk tetap berpacu dengan takdir terus nyata. Saya berharap
dan juga meyakini, semoga di hari nanti akan ada terlahir pemimpin institusi
ini dari golongan kami, empat sembilan (49-red).
Salam.
0 komentar:
Posting Komentar